Sunday, July 21, 2013

Memasuki episode kedua

Memasuki episode kedua, tarawih di masjid dekat rumah saya tambah maju. Maksud saya shaf-nya yang maju, tinggal empat baris lebih sedikit. Alhamdulillah, saya masih bisa ikut sholat tarawih bersama. Sholat tarawih yang khusu' karena jamaah tidak terlalu banyak, sehingga dudukpun terasa tumaninah, tidak berdesakan.

Bada' sholat tarawih, ustadz mengingatkan para jamaah bahwa kita sekarang memasuki puasa episode kedua. Setelah episode pertama yang penuh rahmat, maka episode kedua adalah periode ampunan, dan yang ketiga atau yang terakhir nanti adalah episode pembebasan dari panasnya api neraka. Semoga kita bisa melampaui episode-episode kedua dan ketiga ini dengan lancar, dan menutupnya dengan menjadikan kita semua fitri, kembali kepada kesucian. Amin, insya Allah.

Ustadz menerangkan puasa sebagai upaya pengendalian hawa nafsu. Tidak ada ibadah yang bisa mengalahkan hawa nafsu kecuali ibadah puasa. Ketika Allah SWT meminta hawa nafsu untuk menghadap-Nya, dia menolak, kemudian Allah memasukkannya kedalam api neraka yang panas selama seratus tahun. Setelah keluar dari api neraka, hawa nafsu tetap tidak mau menghadap Dia. Allah memasukkannya kedalam neraka yang teramat dingin selama seratus tahun, tapi hawa nafsu tetap tidak mau tunduk pada-Nya. Allah kemudian memasukkannya kedalam neraka kelaparan selama satu tahun. Baru setelah itu hawa nafsu takluk dan memenuhi kehendak-Nya untuk menghadap Allah SWT. 

Ketika peperangan Badar yang hebat usai, Nabi Muhammad SAW mengingatkan para sahabat akan adanya peperangan yang lebih besar lagi, yaitu peperangan melawan hawa nafsu. Hawa nafsu tidak untuk dibatasi atau dihilangkan, karena tanpa hawa nafsu manusia tidak akan kreatif, tapi hawa nafsu perlu dikendalikan. Manusia yang berpuasa tapi tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya, hanya lapar dan haus saja yang didapatkannya. Semoga, kita tidak termasuk golongan yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsu kita. 

Inilah cuplikan tausiah ustadz yang saya bawa pulang malam ini dari masjid dekat rumah. Semoga ada manfaatnya. 


Thursday, July 11, 2013

Keutamaan orang berpuasa

Tarawih ketiga terasa nikmat, mungkin karena hujan turun rintik-rintik sehingga udara Jakarta yang biasa panas menjadi sejuk dan segar. Terlebih lagi suasana masjid yang agak longgar, padahal tarawih pertama penuh sesak. Mungkin karena hujan turun sejak sore, sehingga banyak jamaah yang tidak datang ke masjid. 

Waktu sholat tarawih, imam memimpin sholat dengan bacaan yang merdu dan dengan lafaz yang jelas dan terang. Meskipun surat yang dibaca panjang-panjang, sholat tarawih terasa benar-benar santai dan tidak terburu-buru. Sholat tarawih akhirnya memang jadi lama, yang biasanya selesai sebelum jam 8, kali ini jam 8 lewat baru rampung.

Mungkin sebagai kompensasi panjangnya sholat tarawih, tausiah yang diberikan ustadz tidak terlalu lama, pendek tapi padat. Dengan menyitir Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki, ulama besar Timur Tengah, yang biasa dipanggil Abuya, ustadz menguraikan keutamaan puasa. 

Sebenarnya ada sepuluh keutamaan puasa sebagaimana ditorehkan Abuya, tapi karena keterbatasan waktu, ustadz menyampaikan tiga dari sepuluh keutamaan puasa tersebut. Diantaranya adalah, disaat puasa Allah memberikan keistimewaan dengan menjadikan setiap aktifitas orang yang berpuasa sebagai ibadah dan ketaatan kepada-Nya, diamnya orang yang berpuasa adalah tasbih, bahkan tidurpun merupakan ibadah. Dan do'anya akan dikabulkan, serta pahalanya akan dilipatgandakan. 

Yang berikutnya, Allah memberikan keistimewaan kepada orang yang berpuasa dengan menjadikan bau mulutnya lebih harum dari minyak kesturi. Tentu saja tidak berarti kita tidak usah menggosok gigi selama bulan puasa, kata ustadz sambil tersenyum. Yang ketiga, Allah memberikan keistimewaan kepada umat yang berpuasa dengan menyediakan satu pintu khusus di surga yang dinamai Al Rayyan.  Itulah pintu khusus yang disediakan bagi umat yang berpuasa. Tentu puasa yang benar, tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga.

Itulah tausiah singkat yang diberikan ustadz setelah sholat tarawah malam ini. Singkat tapi terasa padat, apalagi disampaikan dengan cara yang santai diselingi dengan gurauan yang mengundang tawa para jamaah.

Semoga kita diberi kesempatan panjang umur dan kesehatan untuk bisa menikmati sholat tarawih di malam-malam berikutnya, insya Allah....

Wednesday, July 10, 2013

Tarawih Pertama

Sholat tarawih pertama di bulan suci Ramadhan selalu meninggalkan kesan tersendiri. Sholat tarawih mengingatkan saya pada sholat-sholat tarawih pada tahun-tahun sebelumnya, dan pada waktu semasa muda dulu. Di kota tempat tinggal saya dulu, saya dan teman-teman selalu sholat tarawih di Masjid Agung, dan pada malam-malam pertama masjid selalu penuh sampai ke halaman. Tapi pada minggu ketiga dan menjelang malam-malam terakhir, makin sedikit makmum yang sholat tarawih di masjid.  Saya kira ini terjadi bukan di tempat saya saja, tapi dimana-mana. Di masa kecil dulu, sholat tarawih selalu membuat saya senang, karena bisa bertemu teman-teman dan biasanya setelah sholat tidak langsung pulang kerumah, tapi keliling dan berkunjung ke rumah teman-teman yang lain. Kenangan masa kecil yang tidak akan terlupakan. 

Tadi malam saya mengikuti sholat tarawih di masjid kompleks di dekat rumah saya. Meskipun tampaknya sama dengan tahun-tahun yang lalu, tetapi tetap saja ada perbedaan, antara lain dengan tidak hadirnya beberapa tetangga yang dulu selalu rajin mengikuti sholat tarawih, karena mereka sudah dipanggil oleh Sang Khalik. Saya bersyukur masih bisa mengikuti sholat tarawih tahun ini, syukur-syukur bisa sampat selesai. Entah kalau tahun depan...

Dalam tausiah setelah sholat tarawih tadi malam, ustadz mengingatkan pentingnya sholat dan puasa. Sholat mengingatkan kita kepada Sang Maha Pencipta, dan puasa mengingatkan kita kepada kaum dhuafa. Dalam bacaan sholat sesudah sujud terakhir, kita membaca tasyahud:

Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan kebaikan adalah milik Allah

Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya tetap tercurahkan atasmu, wahai Nabi

Semoga keselamatan tetap terlimpahkan atas kami dan atas hamba-hamba-Nya yang sholeh

Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah

Wahai Allah, limpahkanlah rahmat kepada penghulu kami, Nabi Muhammad, dan kepada keluarga penghulu kami Nabi Muhammad

Sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada penghulu kami Nabi Ibrahim dan kepada keluarganya

Dan limpahkanlah berkah kepada penghulu kami Nabi Muhammad dan kepada keluarganya

Sebagaimana telah Engkau limpahkan berkah kepada penghulu kami Nabi Ibrahim dan kepada keluarganya.

Sungguh, di alam semesta ini, Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia, wahai Zat yang Menggerakkan Hati, tetapkanlah hatiku pada agama-MU. 

Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu (menengok kekanan kemudian kekiri).

Sungguh indah bacaan sholat.

Selamat berpuasa....