Friday, February 22, 2013

Pengolahan air skala rumah tangga (5)



SARINGAN KERAMIK, ALTERNATIF PENGOLAHAN AIR MINUM YANG SEHAT UNTUK RUMAH TANGGA

Oleh: Ris Sukarma

(Bagian Kelima, habis) 

Pengantar



Tulisan bagian terakhir ini merupakan kelanjutan dari informasi tentang produk saringan keramik TCM.


PROSES PEMBUATAN


Setiap saringan diuji dengan tes aliran untuk menentukan besarnya kapasitas penyaringan. Saringan yang tidak memenuhi syarat (diluar rentang 1,5 sampai 2,5 liter/jam) disisihkan untuk dihancurkan dan diproses ulang. Setelah bahan pengisi diganti dengan sekam padi yang telah dihaluskan, hasilnya pot menjadi stabil dan penyusutannya berada dalam batas toleransi (rata-rata 2%). Tes aliran yang dilakukan menunjukkan bahwa komposisi campuran 80:20 memberikan hasil yang terbaik, dengan kapasitas aliran rata-rata 2 liter/jam.

Tabel 2 memperlihatkan hasil tes aliran air dengan membandingkan penggunaan dedak padi dan sekam padi sebagai bahan pengisi serta dengan komposisi yang berbeda-beda. Dari tabel ini terlihat bahwa sekam padi sebagai pengisi dengan komposisi 80:20 memberikan hasil terbaik, sedangkan dedak padi menghasilkan saringan yang tidak stabil (penyusutan terlalu besar dan aliran berfluktuatif) dan karenanya dedak padi tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai bahan pengisi.

Tabel 2. Komposisi lempung dan dedak padi sebagai bahan pengisi
Tanggal Percobaan
Bahan pengisi
Perbandingan berat lempung dan bahan pengisi
Lempung

Bahan pengisi

Penyusutan setelah pembakaran (%)
Hasil tes aliran  
25 Oktober 2008
Dedak padi
75 : 25
25 kg
8.2 kg
Diatas 7%
Kecepatan aliran sangat lambat (rata-rata dibawah 1  l/jam), tidak ada satupun dari 10 pot yang lolos tes aliran
28 Desember 2008
Dedak padi

16 ltr
12.8 ltr
Diatas 7%
Hanya 2 dari 7 saringan lolos tes aliran
10 Januari 2009
Dedak padi
73 : 27
24 kg
9 kg
Diatas 7%
5 dari 10 saringan lolos tes aliran, satu pecah
8 Februari 2009
Dedak padi
71 : 29
24 kg
10 kg
Diatas 7%
4 dari 7 saringan lolos tes aliran, dengan hasil yang sangat fluktuatif (antara 0,47 – 5,86 l/jam)  
7 Juni 2009
Sekam padi
75 : 25
30 kg
10 kg
1-2%
Kecepatan aliran terlalu tinggi, 4 saringan semuanya menghasilkan aliran diatas 4 l/jam (antara 7,5 – 18 l/jam)
80 : 20
40 kg
10 kg
1-2%
5 saringan semuanya menghasilkan aliran rata-rata 2 l/jam
Hasil lainnya yang didapatkan dari tes aliran adalah bahwa kecepatan aliran menurun sejalan dengan berkurangnya air dalam pot saringan. Penurunan kecepatan ini tidak terlalu besar untuk bisa mempengaruhi kecepatan aliran yang dikehendaki antara 1,5 – 2,5 l/jam.

Sebelum digunakan, saringan keramik diberi lapisan larutan perak koloid atau perak nitrat. Larutan perak nitrat berfungsi menghancurkan enzim yang menjadi makanan bakteri, dengan demikian bakteri dapat dimatikan. Penggunaan perak koloid dianjurkan untuk menjamin bahwa air aman untuk dikonsumsi, meskipun secara teori, tanpa penambahan perak nitrat-pun, bakteri E. coli sudah dapat tersaring. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji efektifitas saringan dalam penghilangan/pengurangan bakteri E. coli dalam air, dengan menggunakan contoh air baku dengan kualitas dan karakteristik serta tingkat pencemaran yang berbeda-beda.

Tabel berikut memperlihatkan efisiensi pengurangan bakteri coli serta beberapa parameter kimia sebagai hasil pemeriksaan laboratorium.

Hasil pemeriksaan sampel air oleh Laboratorium PAM Jaya


Sejalan dengan uji coba produksi yang masih terus dilanjutkan, dilakukan pula uji coba untuk penerapannya di lapangan, antara lain di kelurahan Penggilingan, Jakarta Timur, bekerjasama dengan program bakti sosial perkumpulan pencinta alam Universitas Sahid (Mafiaspala), dengan menggunakan saringan keramik produksi Pelita Indonesia. Dari kunjungan pertama didapat kesan bahwa masyarakat masih belum merasa yakin akan efektifitas dari saringan ini untuk bisa menghasilkan air siap minum. Kajian masih terus dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir dari uji coba lapangan ini. Kerjasama untuk penelitian dan penerapannya sedang dirintis antara lain dengan Sekolah Tinggi Teknologi Sapta Taruna (STT ST). Dalam jangka panjang, kerjasama dengan mitra potensial dalam pemasaran saringan keramik ini perlu diteruskan, terutama untuk mengkaji tanggapan masyarakat atas efektifitas saringan keramik sebagai pengolahan air tingkat rumah tangga. 


Tinjauan dari segi keuangan belum dilakukan melalui kajian lapangan, akan tetapi dari perhitungan sederhana yang penulis lakukan, harga air produksi saringan keramik jauh lebih murah dari harga air kemasan. Analisa dilakukan melalui perbandingan harga antara air kemasan dan air produksi saringan keramik, keduanya dibandingkan karena sama-sama bisa diminum langsung tanpa dimasak terlebih dahulu. Harga air kemasan dalam ‘galon’ (botol besar yang berisi 4 galon atau sekitar 19 liter air siap minum) adalah antara Rp3.500 (untuk air kemasan tidak bermerek) sampai Rp11.000 (untuk air kemasan bermerek). Ambillah harga paling murah (Rp3.500) atau sekitar Rp184,20 per liter. Ini artinya Rp184 ribu per m3 atau 75 kali lebih mahal dari harga rata-rata air PAM, meskipun memang air PAM belum semuanya bisa langsung diminum.

Di kelurahan Penggilingan yang merupakan lokasi obyek kajian yang dilakukan dalam kerjasama dengan Mafiaspala Universitas Sahid, satu rumah tangga dengan lima anggota keluarga rata-rata membeli tiga ‘galon’ per minggu, atau 12 ‘galon’ perbulan, setara dengan 228 liter perbulan. Artinya satu rumah tangga menghabiskan Rp42.000/bulan. Harga satu unit saringan keramik produksi Pelita Indonesia adalah Rp125.000, yang dapat dipakai selama tiga tahun (umur rata-rata saringan keramik secara teori bisa mencapai tujuh tahun). Dengan menggunakan air sumur yang ada dirumahnya (airnya gratis), maka satu keluarga yang sama akan menghabiskan uang sebanyak Rp125.000 untuk tiga tahun, atau Rp3.472/bulan, untuk air minum. Ini artinya air kemasan 12 kali lebih mahal dari air produksi saringan keramik. Penghematan sebanyak Rp38.500 perbulan akan sangat berarti bagi masyarakat yang kurang mampu.


Sebagaimana banyak diberitakan, air kemasan (yang tidak bermerek) banyak yang diragukan kualitasnya. Air kemasan dari produk bermerekpun, dengan proses pengangkutan yang panjang di perjalanan, bisa menimbulkan racun Bisphenol A (BPA) penyebab penyakit kanker, akibat proses pemanasan dalam botol plastik sepanjang perjalanan (Binder, 2008).


Untuk memudahkan pembahasan dan penyebaran informasi, telah dibuat brosur dan situs tentang saringan keramik (www.tirtacupumanik.com). Kontak bisa dilakukan dengan merngirikan email ke info@tirtacupumanik.com. Untuk menerapkan teknologi tepat guna ini dengan pendekatan empirik melalui pemberdayaan masyarakat, telah dibentuk yayasan nirlaba Tirta Indonesia Mandiri pada bulan Juni 2009.  


KESIMPULAN


Hasil riset dan penelitian di berbagai perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian di berbagai belahan dunia menunjukkan bahwa saringan keramik dapat secara efektif menghilangkan bakeri penyebab penyakit, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut dari segi pemasaran dan penerimaan masyarakat secara umum terhadap teknologi ini. Pengalaman di negara-negara berkembang di luar Indonesia dalam penerapan teknologi in membuktikan bahwa saringan keramik merupakan teknologi sederhana yang terjangkau masyarakat luas dan secara efektif mengurangi kasus-kasus penyakit yang disebabkan karena air.

Pengembangan lebih lanjut dari saringan keramik ini, serta penerapannya secara meluas di masyarakat akan membantu meringankan beban masyarakat, terutama yang kurang mampu akan tersedianya air layak minum yang terjangkau, sehingga kebiasaan merebus air yang didapatkan dari sumur atau dari penjual air eceran, atau ketergantungan terhadap air kemasan yang sangat mahal saat ini, dapat sedikit demi sedikit dikurangi. (Habis)                      
Daftar Pustaka:
1.      Use of Ceramic Water Filter in Cambodia, WSP-UNICEF, August 2007
2.      Potter for Peace (http://www.pottersforpeace.org/)
3.      The Ceramic Filtration System – Detailed View, FAQ (http://www.rdic.org/waterceramicfiltration.htm)
4.      History of the Doulton Ceramic Filters (http://www.purewatergazette.net/doultonhistory.htm)
6.      Berbagai tesis dan disertasi dari berbagai perguruan tinggi.
7.      Ceramic Water Filter Handbook, RDIC, Juni 2008

No comments:

Post a Comment