SARINGAN KERAMIK, ALTERNATIF PENGOLAHAN AIR MINUM YANG SEHAT UNTUK RUMAH TANGGA
Oleh: Ris Sukarma
Oleh: Ris Sukarma
(Bagian Kedua)
Pengantar
Dalam tulisan sebelumnya sudah dikemukakan bahwa saringan
keramik merupakan teknologi tepat guna pengolahan air pada tingkat rumah
tangga, yang sebenarnya sudah lama dikenal, tapi penggunaanya baru mulai
dipertimbangkan kembali pada masyarakat di negara-negara berkembang. Dalam
tulisan kedua ini akan disampaikan penelitian tentang saringan keramik oleh
para peneliti dari berbagai perguruan tinggi di dunia, maupun lembaga-lembaga
penelitian internasional.
PENELITIAN ILMIAH
Saringan keramik adalah salah satu diantara teknologi
pengolahan sederhana yang telah dikenal efektif dalam mengurangi resiko
penyakit. Teknologi ini sebenarnya sudah dikenal lama, sejak Henry Doulton
mencobanya sewaktu menyaring air sungai Thames di London pada tahun 1827. Air
sungai Thames pada waktu itu tercemar berat
oleh limbah manusia. Sejak itu penyaringan dengan keramik dikenal sebagai cara
yang efektif untuk menghilangkan bakteri dalam air. Dengan prinsip yang sama,
saringan keramik saat ini diproduksi dan digunakan di daerah perdesaan di
negara-negara berkembang di Asia, Afrika dan
Amerika Latin. Penggunaannya sebagai pengolahan setempat pada tingkat rumah
tangga telah banyak dipelajari dan diteliti.
Clasen et al (2004)
mengindikasikan bahwa setelah saringan keramik diperkenalkan, resiko penyakit
diare perorangan dalam intervensi rumah tangga di Bolivia adalah 70% lebih
rendah. Untuk anak-anak di bawah umur lima tahun, pengurangan resiko terkena
penyakit adalah sampai 83%. Hasil ini menunjukkan bahwa saringan keramik ada
dalam jangkauan kemampuan rata-rata masyarakat berpenghasilan rendah dan dapat
mengolah dan menjaga kualitas mikrobiologis dari air minum mereka.
Program Engineering for Developing
Communities (EDC) dari Universitas Kolorado di Amerika Serikat melaksanakan
sejumlah riset dalam penggunaan Filtron, saringan keramik yang dikembangkan PfP
di Amerika Latin dan beberapa negara berkembang lainnya. Engineers
Without Borders (EWB) dan PfP secara bersama-sama menyiapkan studi
kelayakan atas Filtron yang dikembangkan di Belize, Amerika Latin (Fahlin dan
Valdez, 2002). Proses yang diusulkan adalah saringan pasir lambat terpusat yang
dikombinasikan dengan Filtron di setiap rumah. Peneliti lain, Danielle Lantagne dari MIT (Alethia Environmental, 2001)
meneliti efektivitas intrinsik saringan keramik dengan perak koloid yang dibuat
PfP. Dia juga mengetes kinerja saringan PfP pada kondisi lapangan dan
membandingkan kinerja saringan dengan metoda penyaringan lain yang umum
digunakan.
Sederet kesimpulan dan rekomendasi dibuat, diantaranya yang penting
adalah: (i) pembersihan saringan dengan sikat akan meningkatkan kapasitas
penyaringan; (ii) E. coli hilang pada
beberapa saringan tanpa aplikasi perak koloid karena ukuran porositasnya cukup
kecil untuk bisa menyaring E. coli, meskipun
perak koloid tetap diperlukan untuk menghilangkan bakteri secara tuntas; (iii)
saringan yang sudah digunakan selama 7 tahun perlu dicek apakah masih bisa
menyaring bakteri coli secara 100%. Ini menunjukkan bahwa umur perak koloid
sebenarnya tidak terbatas. Disimpulkan bahwa saringan PfP dapat secara efektif
menghilangkan bakteri dan bakteri indikator untuk organisme penyebab penyakit.
Dari pengalaman di Nikaragua,
Lantagne mempresentasikan makalah tentang efektifitas intrinsik saringan dan
kinerja lapangan dalam konferensi di Istanbul. Dia melaporkan penelitian
di rumah-rumah yang mengindikasikan perlunya komponen penyuluhan termasuk
penyimpanan yang aman, prosedur pembersihan, dan kunjungan tindak lanjut untuk
menjamin bahwas efektifitas saringan ini sesuai di lapangan.
Para peneliti lainnya yang tertarik dengan efektivitas
penyaringan dan efisiensi penghilangan mikro organisme bakteri pathogen antara
lain adalah Chris Fahlin dari Universitas Kolorado, Clair Mattelet dari MIT
(2006), Doris van Halem dari Delft
University of Technology, Negeri Belanda (2006). Ada juga Joseph Brown dari
University of North Carolina at Chapel
Hill (2007). Sedangkan penggunaan perak pada saringan keramik diteliti oleh
Robert Niven (McGill University,
2005).
Doris van Halem di Laboratorium TU Delft (foto oleh Penulis) |
Brown menyelidiki efektifitas saringan keramik di Kamboja
sebagai disertasinya untuk gelar PhD. Hasil penelitian dia menunjukkan bahwa
saringan mengurangi indikator mikroba dalam air minum dan berkontribusi
terhadap penurunan penyakit diare pada penggunanya. Hasil temuannya yang
penting adalah: (i) saringan mereduksi E.
coli sampai 99.9999%, dengan reduksi rata rata kira-kira 99% baik di
laboratorium maupun pada percobaan di lapangan; (ii) saringan mereduksi MS2,
suatu virus dengan rata-rata reduksi sebesar 90-99% pada percobaan laboratorium;
(iii) penggunaan saringan mereduksi penyakit diare sekitar 40% pada pengguna
dibandingkan dengan bukan pengguna; (iv) saringan bekerja secara efektif dalam
jangka waktu yang lama, sampai 44 bulan dalam pemakaian lapangan; (v) jumlah
pengguna saringan berkurang karena pecahnya saringan, sedangkan penggantinya
tidak tersedia; dan (vi) saringan keramik di lapangan rentan terhadap
kontaminasi ulang karena tidak dipelihara dengan baik.
John Harris, peneliti lainnya, tertarik dengan aplikasi dan aspek
keberlangsungan pemakaian saringan. Dia meneliti hal ini dalam rangka tesisnya
untuk mendapatkan gelar MSc di Universitas Oxford (2005). Harris menemukan
bahwa selain kegunaannya, ternyata tingkat penerapan dan pemakaian saringan
keramik untuk jangka panjang masih cukup rendah. Meskipun penelitiannya
mencakup berbagai jenis pengolahan setempat (termasuk saringan keramik),
hasilnya tampaknya kurang menggembirakan. Banyak dari proyek pengolahan
setempat yang tidak berlanjut.
Kegagalan ini, menurut dia, karena hal-hal berikut: (i) akses dan
pemakaian – mendapatkan produk yang berguna untuk konsumen dan jaminan
penggunaan yang benar; (ii) kesadaran dan promosi – membangun kesadaran akan
kegunaan produk dan membuat para pengguna akhirnya membelinya; (iii) biaya dan
kemampuan konsumen – harus ada jaminan bahwa harga produk terjangkau, terutama
berkaitan dengan kebiasaan dalam membelanjakan uang dari masyarakat sararan;
(iv) aspek bisnis – karakteristik produk dan pasar dimana produk dijual yang
tidak selalu mengikuti kaidah bisnis yang biasa; and (v) hambatan politis dan
administratif – kesulitan mendapatkan
dukungan politis dan masalah administratif yang mendukung penerapannya. Dia
yakin bahwa pendekatan komersial bukanlah obat mujarab, dengan alasan bahwa (i)
karena kegagalan sebelumnya dalam mencapai kelayakan komersial, adalah
spekulatif untuk mengira bahwa hal ini juga akan terjadi dimasa datang; (ii)
mengharapkan pengembalian secara komersial akan mengesampingkan aspek
pemanfaatannya untuk kesehatan umum; dan (iii) keinginan untuk mencapai sasaran
komersial sekaligus perbaikan kesehatan adalah dua hal yang bisa kontradiktif.
Meskipun demikian, kesempatan di masa datang terbuka lebar. Ada enam faktor
yang membantu pendekatan pengolahan setempat ini memiliki kelayakan komersial,
antara lain adalah (i) memperbaiki dan meningkatkan posisi produk; (ii)
mendorong kesadaran akan kesehatan; (iii) menawarkan pengolahan setempat
sebagai pilihan; (iv) mengadaptasi praktek-praktek bisnis; (v) mencari
alternatif model yang layak; dan (vi) fokus pada peningkatan kualitas
produk.
Kelayakan saringan keramik juga
dipelajari oleh McAllister (2005). Tujuan penelitiannya adalah untuk menyiapkan
pedoman dalam pengembangan teknologi saringan air, membandingkan lima jenis
saringan air yang ada saat ini berdasarkan pedoman, dan memberikan rekomendasi
kepada PBB untuk penggunaannya. Saringan dengan lapisan perak merupakan salah
satu dari jenis saringan yang diteliti, termasuk saringan dengan oksida besi,
saringan plastik mikro, saringan karbon aktif dan pemanasan dengan matahari.
Hasil analisa menunjukkan bahwa tidak ada satupun dari saringan tersebut bisa
sepenuhnya menghilangkan virus atau bahan kimia. Suatu hal yang tidak ideal
memang, tapi ada harapan kedepan. Semua saringan yang dianalisa dapat
menghilangkan sampai 95% bakteri dalam air dengan pengecualian saringan
arang.
Selain Potter for Peace
(Pf), Yayasan PRACTICA, sebuah organisasi nirlaba lainnya yang berbasis di
Belanda, mengembangkan saringan keramik sebagai bagian dari misinya untuk
mengentaskan kemiskinan melalui diseminasi pengalaman dan pengembangan, dan
pengenalan teknologi air dan energi tepat guna dan jasa, sebagai cara untuk
memberikan kontribusi pencapaian MDG. Yayasan ini menemukan bahwa saringan
keramik tidak dapat menghilangkan arsenik, florida, besi dan pestisida. Air
tanah dalam umumnya dianggap aman secara bakteriologis. Dalam hal dimana air
tanah tercemar oleh arsenik, florida atau besi, PRACTICA menyarankan masyarakat
untuk beralih menggunakan air permukaan yang dikombinasikan dengan saringan
keramik untuk menghilangkan kontaminasi karena bakteri. Sarana untuk
memproduksi saringan dari PRACTICA telah dibangun di Kamboja, Nikaragua, Ghana,
Sri Lanka, El Salvador dan Myanmar.
Riset lainnya yang didukung GTZ
(Mei 2007) dilaporkan pada lokakarya penggunaan saringan keramik di Yaman.
Proyek ini, yang melibatkan perajin traidisional Yaman, dimulai dengan
mendorong para perajin membuat pot irigasi sebagai alat untuk mengurangi jumlah
air yang digunakan dalam pertanian pada masyarakat miskin di Yaman. Pada
saat yang sama, ada keinginan untuk membuat saringan air dari keramik. Sebanyak
500 saringan air telah diimpor ke Provinsi Shabwa di selatan dimana masyarakat
penerima menyambutnya dengan sangat baik.
Penelitian paling mutakhir adalah yang dilaksanakan oleh Water and Sanitation Program - East Asia and Pacific region (WSP-EAP) dari Bank Dunia dalam penggunaan saringan
keramik di Kamboja (Agustus 2007). Program yang sudah berjalan selama empat
tahun ini (2002-2006) disimpulkan memiliki “hasil yang menjanjikan yang
menyimpulkan bahwa intervensi yang dilakukan dapat secara efektif meningkatkan
kualitas air dan memberikan sumbangan yang besar dalam peningkatan kesehatan
bagi masyarakat yang menggunakannya”. Beberapa temuan penting dari penelitian
ini adalah bahwa:
(i)
pemakaian saringan berkurang rata-rata 2% per bulan sesudah
pemasangan, utamanya karena pecah;
(ii)
pemantauan terhadap penggunaan saringan sesuai berjalannya waktu
membuktikan bahwa saringan digunakan dengan alasan dan pertimbangan sebagai
berikut:
a. hal-hal yang berkaitan dengan
air, sanitasi, dan PHBS di rumah,
b. investasi oleh penghuni rumah
atas teknologi yang ditawarkan, dan
c.
penggunaan air permukaan sebagai sumber air yang utama;
(iii) saringan mereduksi bakteri E. coli/100 ml sebesar 98% dalam air yang disaring versus air yang
tidak disaring, meskipun dalam beberapa kasus kinerjanya bisa melampaui 99.99%;
(iv)
efektifitas pengurangan mikroba tidak tercatat dalam kaitannya dengan
lama penggunaan;
(v) saringan bisa secara efektif mereduksi organisme
indikator bakteri, tapi kemungkinan bisa tercemar lagi pada saat dibersihkan
dengan kain yang kotor; dan
(vi) saringan berhubungan dengan pengurangan diare sampai
46% apabila dibandingkan dengan penduduk yang tidak menggunakan saringan, ini
merupakan intervensi perbaikan kualitas air yang paling efektif pada tingkat
rumah tangga.
(Bersambung)
No comments:
Post a Comment