SARINGAN
KERAMIK, ALTERNATIF PENGOLAHAN AIR MINUM YANG SEHAT UNTUK RUMAH TANGGA
Oleh: Ris Sukarma
(Bagian Kelima, habis)
Pengantar
Tulisan bagian terakhir ini merupakan kelanjutan
dari informasi tentang produk saringan keramik TCM.
PROSES PEMBUATAN
Setiap saringan diuji dengan tes aliran untuk menentukan besarnya kapasitas
penyaringan. Saringan yang tidak memenuhi syarat (diluar rentang 1,5 sampai 2,5
liter/jam) disisihkan untuk dihancurkan dan diproses ulang. Setelah bahan
pengisi diganti dengan sekam padi yang telah dihaluskan, hasilnya pot menjadi
stabil dan penyusutannya berada dalam batas toleransi (rata-rata 2%). Tes aliran yang dilakukan
menunjukkan bahwa komposisi campuran 80:20 memberikan hasil yang terbaik,
dengan kapasitas aliran rata-rata 2 liter/jam.
Tabel 2 memperlihatkan hasil tes aliran air dengan
membandingkan penggunaan dedak padi dan sekam padi sebagai bahan pengisi serta
dengan komposisi yang berbeda-beda. Dari tabel ini terlihat bahwa sekam padi
sebagai pengisi dengan komposisi 80:20 memberikan hasil terbaik, sedangkan
dedak padi menghasilkan saringan yang tidak stabil (penyusutan terlalu besar
dan aliran berfluktuatif) dan karenanya dedak padi tidak dianjurkan untuk
digunakan sebagai bahan pengisi.
Tabel 2. Komposisi lempung
dan dedak padi sebagai bahan pengisi
Tanggal
Percobaan
|
Bahan
pengisi
|
Perbandingan
berat lempung dan bahan pengisi
|
Lempung
|
Bahan
pengisi
|
Penyusutan setelah pembakaran (%)
|
Hasil tes aliran
|
25
Oktober 2008
|
Dedak
padi
|
75
: 25
|
25
kg
|
8.2
kg
|
Diatas 7%
|
Kecepatan
aliran sangat lambat (rata-rata dibawah 1 l/jam), tidak ada satupun dari 10 pot yang
lolos tes aliran
|
28
Desember 2008
|
Dedak
padi
|
16
ltr
|
12.8
ltr
|
Diatas 7%
|
Hanya 2 dari 7
saringan lolos tes aliran
|
|
10
Januari 2009
|
Dedak
padi
|
73
: 27
|
24
kg
|
9
kg
|
Diatas 7%
|
5 dari 10
saringan lolos tes aliran, satu pecah
|
8
Februari 2009
|
Dedak
padi
|
71
: 29
|
24
kg
|
10
kg
|
Diatas 7%
|
4 dari 7
saringan lolos tes aliran, dengan hasil yang sangat fluktuatif (antara 0,47 –
5,86 l/jam)
|
7
Juni 2009
|
Sekam
padi
|
75
: 25
|
30
kg
|
10
kg
|
1-2%
|
Kecepatan
aliran terlalu tinggi, 4 saringan semuanya menghasilkan aliran diatas 4 l/jam
(antara 7,5 – 18 l/jam)
|
80
: 20
|
40
kg
|
10
kg
|
1-2%
|
5 saringan
semuanya menghasilkan aliran rata-rata 2 l/jam
|
Hasil lainnya yang didapatkan dari tes aliran adalah
bahwa kecepatan aliran menurun sejalan dengan berkurangnya air dalam pot
saringan. Penurunan kecepatan ini tidak terlalu besar untuk bisa mempengaruhi
kecepatan aliran yang dikehendaki antara 1,5 – 2,5 l/jam.
Sebelum digunakan, saringan keramik diberi lapisan
larutan perak koloid atau perak nitrat. Larutan perak nitrat berfungsi
menghancurkan enzim yang menjadi makanan bakteri, dengan demikian bakteri dapat
dimatikan. Penggunaan perak koloid dianjurkan untuk menjamin bahwa air aman
untuk dikonsumsi, meskipun secara teori, tanpa penambahan perak nitrat-pun,
bakteri E. coli sudah dapat
tersaring. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji efektifitas
saringan dalam penghilangan/pengurangan bakteri E. coli dalam air, dengan menggunakan contoh air baku dengan
kualitas dan karakteristik serta tingkat pencemaran yang berbeda-beda.
Tabel berikut memperlihatkan efisiensi pengurangan
bakteri coli serta beberapa parameter kimia sebagai hasil pemeriksaan
laboratorium.
Sejalan dengan uji coba produksi yang masih
terus dilanjutkan, dilakukan pula uji coba untuk penerapannya di
lapangan, antara lain di kelurahan
Penggilingan, Jakarta Timur, bekerjasama dengan program bakti sosial
perkumpulan pencinta alam Universitas Sahid (Mafiaspala), dengan menggunakan
saringan keramik produksi Pelita Indonesia. Dari kunjungan pertama didapat
kesan bahwa masyarakat masih belum merasa yakin akan efektifitas dari saringan
ini untuk bisa menghasilkan air siap minum. Kajian masih terus dilakukan untuk
mendapatkan hasil akhir dari uji coba lapangan ini. Kerjasama untuk penelitian
dan penerapannya sedang dirintis antara lain dengan Sekolah Tinggi Teknologi Sapta
Taruna (STT ST). Dalam jangka panjang, kerjasama dengan mitra potensial
dalam pemasaran saringan keramik ini perlu diteruskan, terutama untuk mengkaji
tanggapan masyarakat atas efektifitas saringan keramik sebagai pengolahan air
tingkat rumah tangga.
Tinjauan dari segi
keuangan belum dilakukan melalui kajian lapangan, akan tetapi dari perhitungan
sederhana yang penulis lakukan, harga air produksi saringan keramik jauh lebih
murah dari harga air kemasan. Analisa dilakukan melalui perbandingan harga
antara air kemasan dan air produksi saringan keramik, keduanya dibandingkan
karena sama-sama bisa diminum langsung tanpa dimasak terlebih dahulu. Harga air
kemasan dalam ‘galon’ (botol besar yang berisi 4 galon atau sekitar 19 liter
air siap minum) adalah antara Rp3.500 (untuk air kemasan tidak bermerek) sampai
Rp11.000 (untuk air kemasan bermerek). Ambillah harga paling murah (Rp3.500) atau sekitar Rp184,20 per liter. Ini
artinya Rp184 ribu per m3 atau 75 kali lebih mahal dari harga rata-rata air
PAM, meskipun memang air PAM belum semuanya bisa langsung diminum.
Di kelurahan
Penggilingan yang merupakan lokasi obyek kajian yang dilakukan dalam kerjasama
dengan Mafiaspala Universitas Sahid, satu rumah tangga dengan lima anggota
keluarga rata-rata membeli tiga ‘galon’ per minggu, atau 12 ‘galon’ perbulan,
setara dengan 228 liter perbulan. Artinya satu rumah tangga menghabiskan Rp42.000/bulan. Harga satu unit
saringan keramik produksi Pelita Indonesia adalah Rp125.000, yang dapat dipakai
selama tiga tahun (umur rata-rata saringan keramik secara teori bisa mencapai
tujuh tahun). Dengan menggunakan air sumur yang ada dirumahnya (airnya gratis),
maka satu keluarga yang sama akan menghabiskan uang sebanyak Rp125.000 untuk
tiga tahun, atau Rp3.472/bulan, untuk air minum. Ini artinya air kemasan 12
kali lebih mahal dari air produksi saringan keramik. Penghematan sebanyak
Rp38.500 perbulan akan sangat berarti bagi masyarakat yang kurang mampu.
Sebagaimana banyak diberitakan, air kemasan
(yang tidak bermerek) banyak yang diragukan kualitasnya. Air kemasan dari produk
bermerekpun, dengan proses pengangkutan yang panjang di perjalanan, bisa
menimbulkan racun Bisphenol A (BPA) penyebab penyakit kanker, akibat proses
pemanasan dalam botol plastik sepanjang perjalanan (Binder, 2008).
Untuk memudahkan pembahasan dan penyebaran
informasi, telah dibuat brosur dan situs tentang saringan keramik (www.tirtacupumanik.com). Kontak bisa dilakukan dengan merngirikan email ke info@tirtacupumanik.com. Untuk menerapkan teknologi
tepat guna ini dengan pendekatan empirik melalui pemberdayaan masyarakat, telah
dibentuk yayasan nirlaba Tirta Indonesia Mandiri pada bulan Juni 2009.
KESIMPULAN
Hasil riset dan
penelitian di berbagai perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian di
berbagai belahan dunia menunjukkan bahwa saringan keramik dapat secara efektif
menghilangkan bakeri penyebab penyakit, meskipun diperlukan penelitian lebih
lanjut dari segi pemasaran dan penerimaan masyarakat secara umum terhadap
teknologi ini. Pengalaman di negara-negara berkembang di luar Indonesia dalam
penerapan teknologi in membuktikan bahwa saringan keramik merupakan teknologi
sederhana yang terjangkau masyarakat luas dan secara efektif mengurangi
kasus-kasus penyakit yang disebabkan karena air.
Pengembangan lebih
lanjut dari saringan keramik ini, serta penerapannya secara meluas di
masyarakat akan membantu meringankan beban masyarakat, terutama yang kurang
mampu akan tersedianya air layak minum yang terjangkau, sehingga kebiasaan
merebus air yang didapatkan dari sumur atau dari penjual air eceran, atau ketergantungan
terhadap air kemasan yang sangat mahal saat ini, dapat sedikit demi sedikit
dikurangi. (Habis)
Daftar Pustaka:
1. Use
of Ceramic Water Filter in Cambodia, WSP-UNICEF, August 2007
2. Potter
for Peace (http://www.pottersforpeace.org/)
3. The
Ceramic Filtration System – Detailed View, FAQ (http://www.rdic.org/waterceramicfiltration.htm)
4. History
of the Doulton Ceramic Filters (http://www.purewatergazette.net/doultonhistory.htm)
5. Gravity
Water Filter and Cooler (http://www.watersavers.com/docs/waterfilter_ep_filtercooler_terracottaplastic2gal.shtml)
6. Berbagai
tesis dan disertasi dari berbagai perguruan tinggi.
7. Ceramic Water Filter Handbook,
RDIC, Juni 2008
No comments:
Post a Comment